TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Agama
Suryadarma Ali mendorong pondok pesantren sebagai basis pendidikan agama
juga harus mengajarkan ilmu pengetahuan termasuk dalam hal perdagangan.
“Saya melihat di pondok ini (LDII) sudah
diajarkan untuk mendiri seperti banyaknya santri yang berdagang di
sepanjang jalan masuk pondok,” ungkapnya, di sela-sela kunjungan ke Ponpes LDII Burengan Kediri, Sabtu (3/12/2011) malam.
Hal ini terlontar karena pemerintah
menilai masih enggannya umat Islam dalam mendalami ilmu pengetahuan,
yang menyebabkan kecilnya kontribusi mereka dalam GDP dunia. “Umat Islam
dunia jumlahnya 15% seperti kajian litbang LDII,namun kontribusinya ke
GDP dunia hanya 4% ini sangat mengkawatirkan,” jelas Suryadarma Ali,
seperti dikutip dari rilis yang diterima Tribunnews.com, Minggu
(4/12/2011).
Menurut Suryadarma Ali, Pemahaman agama
yang sempit menyebabkan umat Islam hanya memandang ilmu pengetahuan
bukan sebagai sebuah kebutuhan utama dibanding dengan ilmu agama.
“Ketertinggalan ini adanya persepsi yang
salah karena agama hanya dipandang berkaitan dengan Fiqih Tarekhat
saja. Padahal dalam Al Quran dan Hadist menjelaskan pentingnya akan
belajar mengenai ilmu pengetahuan guna meningkatkan penghasilan dan
kesejahteraan,” katanya
Suryadarma Ali mengatakan diperlukan
adanya persamaan persepsi dan menghilangkan dikotomi mengenai pentingnya
pemaham ilmu pengetahuan dalam ajaran Islam. “Saya sering mencontohkan
orang Madura sebagai gambarannya. Mereka ini kan maaf sebagian besar
sebagai pengepul barang bekas di daerah perantauan, namun mereka sukses
bahkan bisa berhaji. Ini kenapa? Karena mereka memahami ilmu pengetahuan
jual beli barang bekas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo
mengatakan, minimnya kontribusi dunia Islam terhadap PDG dunia
dikarenakan masih belum adanya persatuan dan kebulatan tekad diantara
mereka.
“Potensial Ekonomi dunia Islam sangat
membanggakan jika dikelola dengan serius dan ini akan bisa menyaingi
ekonomi pasar yang dikembangkan dunia barat. Tentunya langkah pertama
negara-negara islam jarus bersatu dahulu,” jelas Prasetyo Sunaryo.
LDII,
menurutnya, sudah memberikan berbagai keterampilan ilmu pengetahuan
kepada setiap santri agar bisa mandiri jika diterjunkan ke masyarakat
dalam tugas Amal Makhruf Nahi Mungkar. “Setiap lulusan pondok LDII
selalu dibekali keterampilan yang berguna untuk mereka mencari maisyah
yang halal dan bisa berkontribusi kepada masyarakat disekitar tempat
mereka berdomisili,” kata Prasetyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar